BERITA86.COM- Kementerian Agama atau Kemenag sudah menerjemahkan Alquran dalam 26 bahasa daerah.
Untuk menyebut contoh, misalnya ada Bahasa Gayo, Dayak, Batak, Banyumasan, Bali, Kaili, Melayu Ambon, hingga Toraja.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kemenag, M Isom Yusqi, mengatakan terobosan ini menjadi upaya Kemenag mendekatkan Alquran dengan masyarakat Indonesia.
Baca Juga:Indonesia Terhenti di Babak 16 Besar Piala Asia 2023, Erick Thohir: Kita Bangga dengan Tim Ini5.741.127 KPPS akan Bertugas di 820.161 TPS Seluruh Indonesia, Harus Penuh Integritas!
Untuk mendapatkan hasil terbaik, ada proses yang sangat rigit dalam tahapan penerjemahan Alquran ke dalam bahasa daerah.
Tahapan itu dimulai dengan identifikasi dan penjajakan di berbagai daerah. Hal ini untuk menentukan bahasa mana yang paling sesuai.
“Tahap awal ini dalam bentuk pertemuan atau Fokus Grup Discussion (FGD) dengan melibatkan berbagai pihak terkait, seperti pimpinan daerah, ulama, dan tokoh adat,” ujar Isom di laman resmi Kemenag yang dikutip pada Senin 29 Januari 2024.
Setelah proses identifikasi, tahapan berikutnya adalah pembahasan dan rekomendasi bahasa-bahasa yang akan digunakan.
Para pimpinan terkait akan membahas usulan bahasa daerah (scoring), dan merekomendasikan bahasa-bahasa yang akan digunakan (disasar).
Proses selanjutnya yaitu penetapan dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) serta perjanjian kerja sama dengan pihak daerah.
Berkenaan itu, disiapkan petunjuk teknis penerjemahan yang melibatkan tim penerjemah dan mencakup teknik penulisan, gaya, dan kesepakatan lainnya.
Baca Juga:Hadapi Australia, Bek Timnas Indonesia Rizky Ridho Berharap Bisa Bermain Lebih BaikSejak 8 Januari 2024 dan Seterusnya, Beli Hape POCO Hemat hingga 900 Ribuan, Ini Daftar Harga Secara Lengkap
Tim penerjemah kemudian melakukan penerjemahan Alquran dari versi terbaru Kementerian Agama ke dalam bahasa daerah yang ditargetkan, dilanjutkan dengan proses validasi.
“Tahap kolaborasi antara tim penerjemahan dan tim validator menjadi kunci dalam memastikan akurasi terjemahan,” ungkap Isom.
Proses berikutnya adalah mastering Alquran. Pada tahap ini, tim ahli membuat layout Alquan terjemahan bahasa daerah untuk menjadi master, serta melakukan tashih di Lajnah Pentasihan Mushaf Alquran Balitbang Diklat.
Setelah tashih, dilakukan uji publik. Ini menjadi tahap penting berikutnya. Tim melakukan penerbitan terbatas lalu meminta masyarakat untuk menguji dan memberikan masukan.
Setelah itu, masuk ke tahap digitalisasi agar terjemah jiga dapat diakses melalui Android OS, iOS, Microsoft Word, dan e-pub audio.
“Saat ini sudah tersedia Terjemah Alquran Bahasa Daerah bagi pengguna Android dan iOS yang dapat diunduh dengan mudah melalui Play Store maupun App Store,” terang Isom.