Layanan Haji 2024, Menag: Kita Terima Kritikan dan Masukan Berbagai Pihak

Menteri Agama
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan akan tetap mengevaluasi penyelenggaraan ibadah haji 2024/Dok Kemenag.
0 Komentar

Pertama, pelayanan jamaah pada fase kedatangan berjalan lancar. Kuota jamaah haji reguler sebanyak 213.320 jamaah terserap optimal, hanya menyisakan 45 jamaah yang tak bisa digantikan karena proses pemvisaan sudah ditutup.

“Ini angka kuota tidak terserap yang terkecil dalam lebih 10 tahun penyelenggaraan ibadah haji,” sebut Menag Yaqut Cholil Qoumas.

Kedua, proses pelayanan jamaah pada fase kedatangan juga berjalan lancar, baik di Madinah maupun Makkah.

Baca Juga:Inilah Angka Penjualan Tiket Kereta Api saat Libur Panjang Idul Adha 2024Langsung Gas Persiapan Haji 2025, Indonesia Dapat 221 Ribu Kuota Jamaah

Jamaah bisa mendapatkan layanan katering, transportasi, akomodasi, termasuk pelindungan jemaah, dan bimbingan ibadah.

“Padahal, Indonesia adalah pengirim jamaah haji terbesar di dunia. Ini jelas bukan tugas mudah,” ujar Menag.

“Layanan fast track untuk kali pertama di tiga embarkasi, Jakarta, Solo, dan Surabaya juga berjalan lancar,” lanjutnya.

“Layanan katering, bahkan bisa tetap diberikan hingga jelang puncak haji. Ini juga kali pertama dilakukan dalam kuota normal, setalah sebelumnya diterapkan pada 2022,” ucapnya lagi.

Indikator kesuksesan ketiga, lanjut Gus Men, proses puncak haji berjalan lancar.

Ikhtiar mitigasi yang dilakukan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bersama otoritas Saudi berhasil memperlancar proses pergerakan jamaah dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina.

“Skema murur atau melintas di Muzdalifah banyak mendapat apresiasi. Jamaah bisa diberangkatkan lebih awal, jam 07.37 waktu Saudi sudah tidak ada di Muzdalifah. Ini patut disyukuri,” kata Gus Men.

Baca Juga:Bojan: Persib Juara karena Kerja Keras Seluruh Anggota TimSigap Antisipasi Libur Panjang Idul Adha, Menhub Apresiasi KAI

Ada beberapa dinamika di Mina, kata Gus Men, itu menjadi bagian yang akan dievaluasi.

Menurutnya, wilayah Mina jelas batasannya dan sangat terbatas. Dengan kuota 213.320 jzmaah, ruang yang tersedia kurang dari 0,8 meter persegi per orang.

“Mina dari dulu seperti itu. Sejak kuota kembali normal pada 2017, isunya selalu soal kepadatan. Sehingga, menerima tambahan kuota selalu menjadi berkah sekaligus tantangan,” kata Gus Men.

“Dalam keterbatasan wilayah, ada tantangan kenyamanan, bahkan keselamatan jiwa. Ini yang perlu menjadi pertimbangan,” lanjutnya.

“Alhamdulillah kita bersyukur, proses puncak haji berjalan lancar,” katanya lagi.

Ditambahkan Menag, pihaknya akan segera menggelar evaluasi atas penyelenggaraan haji tahun ini. Sejumlah catatan akan menjadi bahan perbaikan untuk musim haji mendatang.

0 Komentar