BERITA86.COM- Jamaah haji Indonesia di Tanah Suci mendapatkan pelayanan maksimal dari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
PPIH Arab Saudi mendirikan 55 dapur untuk konsumsi jamaah haji Indonesia.
Setiap dapur bisa memproduksi antara 3.500 hingga 5.000 porsi dengan menu khas Nusantara.
Tim Media Center Haji (MCH) mengunjungi salah satu dapur penyedia katering, yaitu Ragheeb yang terletak di daerah Shauqiah, Makkah, Selasa, 13 Mei 2025.
Baca Juga:KUR BSI untuk UMKM, Ini Cara Ajukan Pinjaman, Ada Plafon Rp 10 Juta sampai Rp 500 JutaCara Pinjam Uang di BSI, Mudah dan Cepat, Dana Rp 100 Juta Otomatis Cair
Dapur ini memliki tingkat higienitas yang tinggi, standar gizi dan standar kesehatan sesuai dengan ketentuan KKHI.
Konsultan Tenaga Ahli Konsumsi PPIH Arab Saudi Agung Ilham mengatakan PPIH menyediakan 55 dapur katering untuk konsumsi jamaah.
Setiap 11 dapur memiliki satu tenaga ahli. Sehingga ada lima tenaga ahli untuk dapur di Makkah. Sedangkan di Madinah ada dua tenaga ahli.
Bahan-bahan makanan didatangkan dari Indonesia dan disamakan untuk semua dapur.
Makanan disajikan dalam dua jenis, yaitu siap saji atau prasmanan.
Sementara untuk memastikan standar kualitas dan gizi, setiap dapur wajib mengirimkan dua sampel makanan ke Daker dan dua sampel ke KKHI.
“Sampel itu akan dicek gramasi, rasa dan kualitas makanan tersebut,” kata Agung Ilham.
Setiap dapur memiliki kapasitas produksi antara 3.500 hingga 5.000 porsi.
“Untuk saat ini kita baru produksi sekitar 500 porsi sehari. Dan akan terus bertambah hingga puncak haji nanti,” jelas Agung Ilham, dikutip dari rilis resmi Kementerian Agama pada Rabu, 14 Mei 2025.
Proses produksi konsumsi ini memakan waktu sekitar 2 – 3 jam. Untuk makan malam misalnya, bahan-bahan diracik dan diolah mulai jam 12.00 WAS.
Baca Juga:Ini Kalender Lebaran Idul Adha 2025 dan Daftar Libur Panjangnya, Pemerintah Sama dengan Muhammadiyah?Mudah dan Cepat, Ini Cara Pengajuan KTA BCA, Kredit tanpa Agunan untuk Segala Kebutuhan
Setelah dipacking dan ditaruh di hotbox, pukul 16.00 sudah siap diantarkan ke hotel jemaah. “Jam 18.00 WAS sudah sampai di hotel dan siap dikonsumsi jamaah,” kata Agung Ilham.
Agung menyampaikan, batas akhir katering siap saji adalah tiga jam setelah makanan sampai ke hotel.
“Untuk makan malam misalnya, jam 21.00 sudah tidak disarankan untuk dikonsumsi,” kata Agung.
Juru masak pun diambil dari Indonesia. Untuk dapur Raghaeb ini setidaknya ada enam juru masak dari Indonesia.
Agung mengatakan, setiap dapur diwajibkan memiliki dua juru masak yang sudah berpengalaman dan berkompetensi.