JAKARTA, Berita86.com– Menteri Sosial Republik Indonesia, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), menghadiri Rapat Kerja bersama Komisi VIII DPR RI, Kamis, 10 Juli 2025.
Rapat Mensos Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dengan Komisi VIII itu membahas laporan keuangan Kementerian Sosial tahun 2024, realisasi anggaran 2025, serta rencana kerja dan pagu indikatif 2026.
Dalam paparannya, Mensos Gus Ipul menyampaikan bahwa per Juni 2025, realisasi belanja Kementerian Sosial telah mencapai angka signifikan.
Baca Juga:Persib Bersiap Menuju Thailand untuk Training Camp, Negara Pilihan Bojan Hodak Cek Kesehatan, Kata Siswa Sekolah Rakyat: Baru Pertama Kali Cek Kesehatan Selengkap Ini
“Realisasi belanja non-bansos tercatat lebih dari Rp1 triliun atau sekitar 33,37 persen, sementara belanja bantuan sosial telah terealisasi sebesar lebih dari Rp40 triliun atau 53,50 persen,” ujar Gus Ipul.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa arah kebijakan belanja kementerian untuk tahun anggaran 2026 akan difokuskan pada tema pembangunan nasional.
Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden dan tematik APBN, khususnya dalam memperkuat sektor pendidikan dan kesejahteraan sosial.
“Kementerian Sosial akan mengambil peran melalui pelaksanaan sekolah rakyat,” tegasnya.
Gus Ipul juga menyoroti pentingnya efektivitas penyaluran bantuan sosial ke depan. Lantaran itu dia menyampaikan tiga strategi utama untuk bantuan sosial:
1. Melanjutkan program-program bantuan sosial, termasuk Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, KIP Kuliah, Program Indonesia Pintar, PBI JKN, dan program rehabilitasi sosial.
2. Memanfaatkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) serta memperkuat sinergi program dan kelembagaan, termasuk digitalisasi penyaluran bantuan.
Baca Juga:Luncurkan AICIS+, Menteri Agama: Indonesia Tepat Jadi Pusat Peradaban Baru dalam Sejarah IslamPersib Gagal ke Final Piala Presiden 2025, Hodak Justru Bilang Ada Kemajuan, Apa Sih?
3. Mendorong bantuan sosial yang adaptif dan berkelanjutan dengan prinsip keadilan, inklusivitas, serta percepatan graduasi dari penerima bantuan menuju kemandirian melalui integrasi dengan program pemberdayaan.
Dalam rapat tersebut, Menteri Sosial Saifullah Yusuf juga memaparkan tren anggaran kementerian.
Jika pada 2011 anggaran Kementerian Sosial mencapai Rp108 triliun, maka pagu indikatif tahun 2026 tercatat sebesar Rp76.038.882.787.000 atau mengalami penurunan sekitar 4,47 persen dibandingkan pagu anggaran 2025 yang sebesar Rp79 triliun lebih.
Adapun rincian postur anggaran tahun 2026 terdiri dari:
1. Program Perlindungan Sosial: Rp75 triliun lebih
2. Program Dukungan Manajemen: Rp768 miliar lebih
Melanjutkan, Gus Ipul menjelaskan bahwa pagu indikatif 2026 masih belum mencakup kebutuhan belanja mendesak.
Seperti penanganan bencana, bantuan permakanan bagi lansia dan penyandang disabilitas, bantuan anak yatim-piatu, serta program pemberdayaan masyarakat.