SIDOARJO, Berita86.com– Tragedi Al Khoziny. Ini merupakan tragedi robohnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo Jawa Timur.
Hingga Rabu, 1 Oktober 2025, sebanyak 91 diduga masih tertimbun atau terperangkap di reruntuhan bangunan.
Proses pencarian dan evakuasi pun masih terus berlangsung. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto juga telah meninjau lokasi kejadian, yakni di Ponpes Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (1/10/2025).
Baca Juga:Kemensos Dirikan Dapur Umum dan Salurkan Bantuan untuk Korban Tragedi Al KhozinyPeristiwa Bangunan Roboh di Pesantren Al Khoziny, Menag Sampaikan Doa dan Dukungan
Kehadiran Kepala BNPB ini merupakan perintah langsung dari Presiden RI Prabowo Subianto yang sekaligus menitipkan salam bela sungkawa dan doa bagi keluarga korban serta pihak terkait.
“Kehadiran kami ke sini merupakan perintah langsung dari Presiden RI Prabowo Subianto yang sekaligus menitipkan bela sungkawa khususnya bagi keluarga korban semoga tegar dan diberikan kesabaran,” ungkap Kepala BNPB Suharyanto.
Setibanya di lokasi, Kepala BNPB langsung menuju ke tempat kejadian perkara (TKP) bersama Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M Syafii dan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono, yang kemudian disusul Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Mereka melihat kondisi robohnya gedung empat lantai yang diduga disebabkan karena kegagalan konstruksi.
Dalam peninjauan itu, Kepala BNPB dan rombongan melihat bagaimana tim pencarian dan pertolongan (search and rescue – SAR) gabungan yang tengah berupaya melanjutkan operasi SAR terhadap 91 santri yang diduga masih tertimbun reruntuhan bangunan, berdasarkan daftar absensi.
Dari hasil keterangan yang didapat, upaya SAR menemui tantangan yakni struktur gedung yang dinilai oleh tim ahli belum memungkinkan jika bongkar menggunakan alat berat, sebab diduga ada sebanyak enam santri yang masih hidup.
Strategi SAR kemudian difokuskan untuk menggali jalur secara manual menggunakan peralatan yang paling memungkinkan untuk mencapai korban yang masih diperkirakan selamat untuk memberikan suplai permakanan sampai akhirnya dapat dievakuasi dalam kondisi selamat sesuai harapan.
Baca Juga:KDM Tutup Tambang Parung Panjang: Tak Boleh Ada yang Untung, Tapi Pihak Lain RugiTitik Sekolah Rakyat Ditambah, Ada Kolaborasi Kemensos dan Kemenaker Manfaatkan BLK
Upaya penyelamatan korban yang masih hidup ini menjadi prioritas utama. Setelah itu, evaluasi jenazah korban akan dilaksanakan. Dalam rangkaian operasi ini, Basarnas akan menjadi koordinator utama.
“Evakuasi korban yang sudah dinyatakan tidak bernyawa itu nanti setelah kita yakin bahwa yang masih hidup itu bisa diselamatkan,” jelas Suharyanto di laman resmi BNPB.