Pemerintah Terus Bergerak Perangi Stunting, Perkuat Kolaborasi dan Optimalkan Anggaran

perangi stunting
Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) mengangkat tema Tantangan Kejar Stunting Turun Jadi 14%. Kegiatan itu diadakan di Media Center Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Rabu (295/2024)/Dok Kementerian Kominfo.
0 Komentar

BERITA86.COM- Pemerintah Indonesia terus bergerak dalam memerangi stunting, dengan fokus pada kolaborasi dan optimalisasi sumber daya.

Hal ini dilakukan untuk dapat mengejar target menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024.

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan, Sekretariat Wakil Presiden, Suprayoga Hadi menyampaikan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut, langkah-langkah kolaboratif dan optimalisasi anggaran telah diimplementasikan.

Baca Juga:Persib Punya Modal Agregat 3-0, Yaya Sunarya: Kita Menatap Final Leg Kedua Penuh KeyakinanLokasi Nobar Bertambah Banyak, Yuk Saatnya Rayakan Persib Juara

“Dari sisi kelembagaan di Perpres Nomor 72 Tahun 2021 sudah cukup jelas kita punya yang namanya Tim Percepatan Penurunan Stunting di setiap tingkatan pemerintahan mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat desa dan kelurahan,” ujarnya dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema ‘Tantangan Kejar Stunting Turun Jadi 14%’, di Media Center Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Rabu (295/2024).

Ia memaparkan tim percepatan ini berfungsi untuk mengoordinasikan berbagai upaya penurunan stunting secara lebih efektif dan kolaboratif.

Tim ini dipimpin langsung oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin sebagai Ketua Pengarah, dengan dukungan dari berbagai kementerian dan lembaga terkait.

Menurutnya, pembentukan tim ini tidak terlepas dari salah satu tantangan utama dari upaya menurunkan stunting secara signifikan, yakni keberagaman komitmen di tingkat daerah.

Sebab tidak semua daerah memiliki perhatian yang sama terhadap masalah stunting, yang menyebabkan perbedaan signifikan terhadap hasil di lapangan.

“Ada daerah yang betul-betul concern, seperti Sumedang yang menjadi contoh nasional. Tapi, ada juga daerah yang masih menunggu arahan dari pusat,” imbuh dia, dikutip dari laman resmi Kementerian Kominfo.

Hasilnya, dalam kurun waktu dua tahun, prevalensi stunting nasional mengalami penurunan signifikan, dari 24,4 persen di 2021 menjadi 21,6 persen pada 2022.

Baca Juga:Kiper Persib Mendoza Siap Hadapi Segala Kemungkinan, Termasuk Jika Adu Penalti dengan Madura UnitedPuncak Haji 2024 Masih Lama, Jamaah Diminta Jaga Kondisi Fisik dan Batasi Ziarah

Namun, Suprayoga mengingatkan bahwa perjalanan mencapai target 14 persen tersebut masih panjang. Ia menekankan pentingnya optimalisasi sumber daya, termasuk anggaran yang telah dialokasikan.

“Kolaborasi pentahelix, yang melibatkan pemerintah, masyarakat, akademisi, pengusaha, dan media, juga menjadi kunci untuk mencapai target penurunan stunting yang ambisius,” tegasnya.

Salah satu aspek penting dalam upaya penurunan stunting adalah alokasi dan optimalisasi anggaran. Pemerintah telah mengalokasikan sekitar Rp30 triliun dari APBN, termasuk Rp23 triliun untuk Program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).

0 Komentar