Perencanaan yang Matang Kunci Sukses Lampung Tingkatkan Indeks SPBE

sekda lampung
Sekda Provinsi Lampung Fahrizal Darminto/Dok Kementerian PANRB.
0 Komentar

Mengatasi permasalahn tersebut, akhirnya Pemprov Lampung membuat suatu program yang dinamakan Kartu Petani Berjaya (KPB) yang saat ini telah dikembangkan menjadi Kartu Petani Berjaya (e-KPB).

“Program e-KPB tersebut menghubungkan semua kepentingan pertanian dengan tujuan mencapai kesejahteraan petani dan semua pihak yang terlibat dalam proses pertanian secara bersama-sama,” jelasnya.

Program tersebut kemudian diintegrasikan pada program Smart Village. Program Smart Village merupakan program desa cerdas berbasis digital melalui gerakan kesadaran sosial masyarakat di desa dan melibatkan seluruh stakeholder dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang terintegrasi dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi.

Baca Juga:Jamaah Haji Indonesia Mulai Pulang, Berikut Barang yang Dilarang Dibawa dalam Tas Bagasi dan Tas JinjingPiala AFF U16: Indonesia Hajar Singapura, Erick Thohir Minta Pemain Tak Puas Diri

Program Smart Village juga telah diatur pada Pergub No. 36/2020 Tentang Pelaksanaan Smart Village Provinsi Lampung 2020-2024.

“Adanya program tersebut bertujuan untuk mendorong serta mengoptimalkan beragam potensi yang ada di masing-masing desa guna mendukung perekonomian sekaligus kesejahteraan desa. Program ini juga sudah kami masukan pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah,” katanya.

Lebih lanjut Fahrizal menjelaskan dalam penguatan database, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Lampung juga sangat intensif melakukan pembinaan di tingkat desa untuk menyusun database yang menjadi basis Pemprov Lampung dalam mendukung program smart village.

“Dengan database tersebut kita bisa tahu, misalkan contoh berapa orang petani saat ini dengan lahan garapannya di bawah 1 hektar, di tingkat desa di data. Atau berapa komoditi pertanian yang dihasilkan pada suatu wilayah. Itu masuk pada sistem dan kami bisa memonitornya,” jelasnya.

Pengembangan program tersebut menurutnya terinspirasi dari program aplikasi ojek online. Di mana pada aplikasi ojek online menampilkan beberapa subsistem yaitu ada pengemudi, konsumen, pengusaha makanan, toko, dan jasa, serta akses perbankan yang dapat melakukan top up saldo dan berbagai macam pembayaran.

“Dalam satu wadah aplikasi tersebut terjadi interaksi yang sangat efisien dan cepat. Oleh karena itu maka kami yakin ketika kita bisa membuat program aplikasi yang baik dan bisa dijadikan tools kita bekerja secara efisien dan masyarakat merasa lebih dilayani pasti akan disambut baik,” ujarnya.

0 Komentar