Namun, Mahfud MD lebih fokus pada konstitusi dan tidak mendalami sastra Arab. Karena prestasi akademiknya baik, Mahfud MD mendapat beasiswa untuk membiayai studinya.
Setelah lulus dengan gelar sarjana hukum pada usia 26 tahun, ia memulai karirnya sebagai dosen di almamaternya, UII. Meski jadwal kuliahnya padat, ia tetap melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di UGM.
Mahfud MD menjadi guru besar bidang politik dan hukum pada tahun 2000 di usianya yang masih terbilang muda yaitu 43 tahun.
Baca Juga:Kini Asrama UIN Malang Punya Gedung Baru, Mampu Menampung 5.500 MahasiswaPendafaran Sekolah Kedinasan 2024 Segera Dibuka, Simak Tahapannya di Sini
Nama Mahfud MD sendiri akhirnya dikenal secara skala nasional ketika Presiden Abdurrahman Wahid memilihnya sebagai Menteri Pertahanan pada tahun 2000-2001.
Ia juga pernah menjabat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada masa Abdurrahman Wahid. Setelah tak lagi menjabat di eksekutif, ia ingin terjun ke dunia legislatif.
Mahfud MD awalnya bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) asuhan Amien Rais, tapi kemudian memutuskan bergabung ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang didirikan Abdurrahman Wahid.
Pada pemilu 2004, Mahfud MD terpilih menjadi anggota legislatif PKB periode 2004-2009. Saat masa jabatannya di DPR berakhir pada 2008, ia lolos tes kelayakan calon anggota Mahkamah Konstitusi.
Mahfud MD lolos pemilu dan juga terpilih sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) periode 2008-2013. (*)