Pada 2019 tercatat 25.177 puskesmas memiliki antropometri kit.
Kemudian pada 2020 sebanyak 1.823 posyandu, tahun 2021 sebanyak 16.936 posyandu.
Lalu tahun 2022 berjumlah 34.256 posyandu, tahun 2023 ditargetkan 127.033 posyandu.
Dan, pada 2024 ini, ditargetkan mencapai 81.512 posyandu memiliki antropometri sehingga target pemberian antopometri terpenuhi di tahun ini.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam kunjungan kerja di Banyuwangi, Jawa Timur, pada 8 Juli 2023 lalu, juga menjelaskan sosl ini.
Ia mengatakan, antropometri sebelumnya diberikan ke puskesmas tetapi dalam dua tahun terakhir didistribusikan ke posyandu karena sangat bermanfaat dalam mencegah stunting.
Baca Juga:Persib akan ke Markas Barito Putera, Ini Laga Spesial bagi Nick Kuipers, Keren Pisan!Libur Panjang, Jumlah Penumpang Kereta Api Naik Signifikan, Simak Tiket yang Terjual dan Ketentuan Bagasi
“Kementerian Kesehatan dalam dua tahun ini membagikan 300 ribuan timbangan antropometri ke seluruh posyandu,” ujar Menkes Budi di Banyuwangi, 8 Juli 2023 lalu.
Pencegahan stunting juga sangat bergantung pada kondisi ibu saat hamil.
Menurut Menkes Budi, untuk mengetahui kesehatan bayi dalam kandungan diperlukan USG.
Sebelumnya, hanya ada dua ribu USG dari 10 ribu puskesmas yang membutuhkannya.
Dalam dua tahun terakhir, Kementerian Kesehatan mendistribusikan 10 ribu USG ke seluruh puskesmas.
“Saya telah melakukan pengecekan ke sejumlah puskesmas di berbagai wilayah, ternyata USG sudah dipakai. Jadi, saya senang sekali program kita sudah berjalan,” tandas Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dikutip dari laman resmi Kemenkes pada Kamis, 8 Februari 2024. (*)