Gus Dur dan Soeharto Berpeluang Jadi Pahlawan Nasional Tahun Ini, Simak Penjelasan Mensos

penjelasan
Menteri Sosial Saifullah Yusuf memberikan penjelasan tentang Pahlawan Nasional/Kemensos.
0 Komentar

BERITA86.COM- Presiden ke-RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan Presiden ke-2 RI Soeharto berpeluang ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional pada 2025 ini.

Sebelumnya, nama Gus Dur dan Soeharto masuk dalam nama yang akan diusulkan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) sebagai tokoh yang akan mendapatkan gelar pahlawan nasional tahun 2025 ini.

Hal tersebut seperti disampaikan Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.

Baca Juga:Jelang Laga Persib vs PSS Sleman, Bojan Hodak Tepis Anggapan akan Menang MudahMenteri PANRB Laporkan Capaian Reformasi Birokrasi ke Wapres, Simak Penjelasannya

“Tahun ini ada beberapa nama yang berpeluang di antaranya Presiden ke-2 Soeharto dan Presiden ke-4 Gus Dur,” kata Mensos Gus Ipul di kompleks Taman Makam Pajlawan Kalibata, Jakarta, Rabu, 23 April 2025.

Dikatakan Gus Ipul, Kementerian Sosial saat ini telah menerima usulan beberapa nama calon pahlawan nasional dari daerah.

Kalaupun ada yang pro dan kontra, sambung Gus Ipul, itu merupakan hal yang biasa. Calon Pahlawan Nasional juga manusia yang mesti tidak akan sempurna.

“Yang tentu akan dipertimbangkan lah ya. Kebaikan-kebaikannya juga harus jadi pertimbangan,” kata Gus Ipul.

“Pak Harto, Gus Dur, atau juga seluruh pahlawan yang diusulkan itu pada dasarnya memiliki kelemahan dan kekurangan. Kenapa? Karena mereka manusia,” sambung Sekjen PBNU itu.

Dilanjutkan Gus Ipul, semua pahlawan yang diusulkan manusia. Siapa pun pahlawan itu yang diusulkan itu manusia. “Manusia itu tempatnya kesalahan. Jadi enggak ada yang sempurna,” tambahnya.

Lebih lanjut, Gus Ipul menjelaskan bahwa pemberian gelar pahlawan untuk Soeharto dan Gus Dur adalah bentuk mengingat jasa-jasa baiknya.

Baca Juga:Urusan Gol Persib Musim Ini: Tak Tergantung Ujung TombakPendaftaran Ujian Masuk PTKIN Dibuka, Ini Cara Daftar, Jadwal, dan Pilihan Kampusnya

Ia menegaskan pihaknya mempertahankan nilai-nilai yang baik sambil kita juga mengadopsi nilai-nilai baru yang lebih baik.

“Jadi yang baik, yang lama kita mempertahankanlah. Yang jelek ya enggak usah diteruskan,” kata Gus Ipul.

“Setelah dievaluasi, ya sudah lah. Mungkin kekurangan, kekeliruannya harus kita terima sebagai bagian dari perjalanan bangsa ini. Tetapi jasa-jasa baiknya itu juga enggak boleh kita lupakan,” tambahnya.

“Lebih enak gitu aja. Jadi kan sejarah sudah mencatat. Ya sudah lah, biar nanti bisa jadi inspirasi bagi generasi yang akan datang,” sambungnya, dilansir dari situs resmi Kementerian Sosial.

0 Komentar