Sementara layanan konsumsi, Muchlis M Hanafi menjelaskan bahwa Kementerian Agama sudah bekerja sama dengan 55 perusahaan katering yang akan menyiapkan 84 kali makan bagi jamaah selama di Makkah dan 15 kali makan saat puncak haji di Armina.
Sementara selama di Madinah, jamaah akan mendapatkan 27 kali makan yang disiapkan oleh 21 perusahaan katering.
“Total yang kita siapkan untuk jamaah haji kita selama di Arab Saudi itu 127 kali makan. Jadi kami harus menyiapkan 25,8 juta box makanan,” ucap Muchlis M Hanafi.
Baca Juga:Pinjaman 50 Juta KUR BRI 2025 Dicicil 60 Bulan, Ini Syarat dan Rincian Tabel Angsuran Per BulanIni Syarat Pinjaman 250 Juta lewat KUR BRI 2025 dan Info Suku Bunga, Lengkap di Sini
Kemenag juga meminta agar perusahaan katering menggunakan produk dalam negeri. Misalnya, untuk keperluan bumbu, Kemenag minta perusahaan katering gunakan bumbu jadi dari Indonesia.
“Dari 611 ton bumbu yang dibutuhkan, 475 ton sudah kita penuhi dari Indonesia. Artinya produk dalam negeri ikut serta dalam perhajian tahun ini dengan angka yang cukup signifikan,” jelasnya.
Demikian juga dengan makanan siap saji. Dijelaskan Muchlis M Hanafi, makanan siap saji akan disiapkan pada rentang ada 7 – 15 Zulhijjah.
Saat itu, kondisi di Makkah macet sehingga menyulitkan dalam proses distribusi.
Karenanya, disiapkan makanan siap saji agar bisa didistribusian lebih awal dan makanan tetap bisa dikonsumsi pada waktunya.
“Lauk siap saji ini diproduksi di dalam negeri. Sampai sekarang, perusahaan yang akan melayani jemaah haji kita sudah mendatangkan 2,4 juta paket makanan siap saji, ada rendang, opor dan lain sebagainya,” ujar Muchlis.
“Mudah-mudahan dengan itu semua kepuasan jemaah terhadap layanan konsumsi tahun ini semakin meningkat,” lanjutnya.
Baca Juga:Limit Pinjaman 250 Juta di Maybank dengan Tenor hingga 20 Tahun, Cek Syaratnya di SiniAda Ribuan Peserta, Kemenperin Latih Generasi Muda Minati Industri Kreatif
Terkait layanan puncak ibadah haji, dari 8 – 13 Zulhijjah, Muchlis M Hanafi juga menegaskan bahwa itu sudah siapkan.
Kementerian Agama untuk kali pertama bekerja sama dengan 8 perusahaan dalam menyiapkan layanan bagi 203.320 jamaah.
Dijelaskan Muchlis M Hanafi, keterlibatan 8 perusahaan ini merupakan suatu hal baru dalam pelayanan jamaah haji Indonesia di di Arab Saudi.
Dulu, pada sekitar tahun 1950 – 1970 an, layanan jamaah haji Indonesia disiapkan melalui para Syekh dari Jawa. Tahun 1981 – 1983, para syekh ini melebur dalam satu muassasah (Yayasan) berbasis geografis.