Demi Makan Jamaah Haji Indonesia di Saudi, PPIH Datangkan 475 Ton Bumbu Nusantara, Menunya Apa Saja?

menu makan
Dapur Raghaeb di daerah Shauqiah, Makkah, Rabu, 14 Mei 2025. Dapur untuk jamaah haji Indonesia itu milik Mohammad Ghoir.
0 Komentar

Menu makanan tersebut dilengkapi dengan air mineral dan buah. Semua menu tersajikan ke jamaah dengan kondisi yang masih hangat. Ini karena proses memasak dan mengantarkan ke jemaah sangat cepat.

“Saya paling suka sambar teri dan telur dadar,” kata Miftahurrohmah, salah satu jamaah asal Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Ia mengaku puas dengan layanan katering yang disediakan. “Cocok dengan lidah saya,” katanya, dilansir dari rilis resmi Kemenag.

Baca Juga:Mengenal BSI Mitraguna Online, Pinjam Uang Cepat dan Mudah, Tak Harus ke Bank!Yuk Intip Dapur Katering Jamaah Haji Indonesia di Makkah: Sehari Bisa Produksi 5 Ribu Porsi

Sementara itu, pemilik dan puluhan pegawai Dapur Raghaeb, daerah Shauqiah Makkah, menyambut hangat kedatangan tim Media Center Haji (MCH).

Mereka mempersilakan tim MCH untuk memasuki area dapur, untuk meliput proses produksi katering jamaah haji Indonesia.

Beberapa di antaranya menyambut tim MCH dengan sambutan yang berbeda dengan yang lain. Rupanya mereka adalah juru masak dari Indonesia.

Setidaknya ada enam juru masak WNI di dapur ini. Mereka berstatus sebagai TKI yang telah tinggal di Arab Saudi selama bertahun-tahun.

Salah satunya adalah Muhammad Toha. Pria berusia 42 tahun ini adalah kelahiran Rangkasbitung, Banten. Dia telah bekerja di Arab Saudi selama 15 tahun.

“Saya telah bekerja di Arab Saudi sebagai juru masak selama 15 tahun,” kata Toha ketika diwawancara tim MCH, Rabu (14/5/2025).

Baginya, menjadi bagian dari kesuksesan penyelenggaraan haji Indonesia tahun ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Walaupun perannya tidak banyak diketahui banyak orang, karena ia bekerja di balik layar.

Baca Juga:KUR BSI untuk UMKM, Ini Cara Ajukan Pinjaman, Ada Plafon Rp 10 Juta sampai Rp 500 JutaCara Pinjam Uang di BSI, Mudah dan Cepat, Dana Rp 100 Juta Otomatis Cair

Toha mengungkapkan kegembiraannya bisa berkhidmat kepada jemaah haji. “Saya merasa bangga dan senang sekali bisa ikut melayani tamu-tamu Allah,” kata Toha.

Selain musim haji, sehari-hari Toha bekerja di salah satu restoran di Jeddah. Namun bisa saja berpindah restoran sesuai dengan permintaan pemiliknya.

Menjadi penopang hidupnya yaitu istri dan satu putra, Toha harus merelakan dirinya bisa pulang dua tahun sekali. “Kalau pulang saya merasa harus bawa uang jajan yang cukup. Jadinya bisa pulang dua tahun sekali saat lebaran,” kata dia.

Walaupun telah 15 tahun bekerja, Toha mengaku baru berhaji sekali. Meskipun tahun ini belum bisa berhaji karena harus berjibaku dengan layanan katering jamaah haji, ia sudah merasa cukup bisa merasakan suasana dan gairah haji tahun ini.

0 Komentar