MADINAH, Berita86.com- Tuntas puncak haji 2025, kini beredar di media nota diplomatik dari Duta Besar Arab Saudi di Jakarta terkait catatan penyelenggaraan haji 2025.
Pihak Kementerian Agama (Kemenag) melalui Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, akhirnya merespons nota diplomatik tersebut.
Dikutip dari rilis resmi Kementerian Agama, Hilman Latief mengatakan bahwa nota diplomatik itu terkait dinamika penyelenggaraan ibadah haji yang sudah terselesaikan dan disampaikan penjelasannya kepada Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
Baca Juga:Ini Tim Tangguh yang akan Dihadapi Persib di Piala Presiden 2025, Simak Respons Bojan HodakTitik Sekolah Rakyat Ditambah, Ada Kolaborasi Kemensos dan Kemenaker Manfaatkan BLK
Perlu diketahui, Nota Diplomatik itu terbit pada 16 Juni 2025. Nota Diplomatik itu sejatinya menjadi catatan tertutup yang hanya ditujukan pada tiga pihak.
Yaitu Menteri Agama dan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, serta Direktur Timur Tengah pada Kementerian Luar Negeri.
“Ada beberapa isu yang menjadi catatan dan tantangan saat masa operasional. Alhamdulillah sebagian besar sudah bisa kita atasi di lapangan dan kita sampaikan penjelasannya kepada otoritas setempat,” terang Hilman Latief.
“Surat tersebut berbicara tentang apa yang kita lakukan sejak dua sampai empat minggu lalu, yang tetap dimasukkan sebagai catatan untuk perbaikan oleh penyelenggara haji,” sebut Hilman Latief di Madinah, Jumat, 20 Juni 2025.
Hilman Latief melanjutkan, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Kerajaan Arab Saudi, khususnya Kementerian Haji dan Umrah yang bahu-membahu bersama Kemenag, misi Haj Indonesia, untuk menyelesaikan berbagai masalah yang muncul di lapangan.
Hilman Latief menjelaskan lima hal pokok terkait dinamika haji yang sudah diselesaikan dan tercakup dalam nota diplomatik Dubes Saudi di Jakarta.
Pertama, masalah koherensi data jamaah, baik yang masuk dalam E-Haj, Siskohat Kementerian Agama, dan manivest penerbangan.
Baca Juga:Universitas Al Azhar dan Jordan University akan Buka Cabang di Indonesia, Simak Penjelasan Menteri AgamaPSSI Tak Jadi Panggil Dua Pemain Persib, Kenapa? Simak Penjelasannya
Dalam data tersebut, ditemukan ada beberapa nama jemaah yang berbeda-beda antara manifest dan jemaah yang ikut terbang dalam pesawat.
“Alhamdulillah bisa kita tangani pada awal Mei di mana dalam satu pesawat ternyata ada beberapa jemaah yang berbeda Syarikah,” sebut Hilman.
Menurut Hilman, problem ini muncul dan tidak bisa dilepaskan dari kondisi di lapangan, termasuk di embarkasi.
Pada proses pemvisaan, ada beberapa nama yang batal berangkat karena beberapa sebab sehingga harus diganti.