Beredar Nota Diplomatik Dubes Arab Saudi soal Pelaksanaan Haji 2025, Ini Respons Kemenag

penjelasan
Hilman Latief (tengah) memberikan penjelasan mengenai beredarnya nota diplomatik Dubes Arab Saudi tentang pelaksanaan haji 2025/Kemenag.
0 Komentar

Tidak jarang proses pembatalan ini juga berlangsung secara tiba-tiba, baik batal karena sakit, meninggal atau sebab lainnya.

“Ini sempat ramai, lalu kami jelaskan. Kami tentu tidak bisa juga membiarkan pesawat itu kosong karena ada orang yang sakit atau meninggal,” ujarnya.

“Ketika temen-temen di lapangan masih memungkinkan untuk bisa mengganti, maka mereka akan menggantikan dengan penumpang berikutnya,” papar Hilman.

Baca Juga:Ini Tim Tangguh yang akan Dihadapi Persib di Piala Presiden 2025, Simak Respons Bojan HodakTitik Sekolah Rakyat Ditambah, Ada Kolaborasi Kemensos dan Kemenaker Manfaatkan BLK

“Akan hal ini, rekonsiliasi data setiap hari dan setiap malam dilakukan oleh tim Penyelenggara Haji dan Umrah atau misi haji Indonesia melalui Kantor Urusan Haji, dengan Kementerian Haji dan Syarikah,” sambungnya.

Ia menegaskan pihaknya bahu-membahu setiap hari untuk melakukan konsolidasi. “Itu sudah selesai dan alhamdulillah lancar sebagaimana saat ini jemaah juga sudah bisa kembali ke Tanah Air,” beber Hilman Latief.

Kedua, terkait pergerakan jamaah yang berangkat pada gelombang I dari Madinah ke Makkah.

Di Madinah, jamaah haji dari satu penerbangan ditempatkan pada satu hotel.

Namun, ketika akan diberangkatkan ke Makkah, konfigurasinya harus berbasis Syarikah.

Sementara ada kondisi konfigurasi sebagian kelompok kecil jamaah yang berbeda-beda Syarikah. Mereka ini sementara tinggal dulu di Madinah.

“Ditjen PHU atau Misi Haji Indonesia menyediakan transportasi sendiri. Ada yang memakai mobil lebih kecil atau mini-bus atau mobil yang lain. Inilah yang disebut dalam surat tersebut sebagai memberangkatkan tidak sesuai dengan prosedur,” jelas Hilman.

“Kita sudah komunikasikan itu ke Kementerian Haji. Kita sudah sampaikan ke Syarikahnya. Jadi itu sudah disepakati. Tidak mungkin kita membawa orang dari Madinah ke Makkah tanpa ada kesepakatan dari lembaga terkait, Kemenhaj maupun Syarikah,” lanjutnya.

Baca Juga:Universitas Al Azhar dan Jordan University akan Buka Cabang di Indonesia, Simak Penjelasan Menteri AgamaPSSI Tak Jadi Panggil Dua Pemain Persib, Kenapa? Simak Penjelasannya

Ketiga, terkait penempatan jemaah pada hotel di Makkah. Dijelaskan Hilman Latief, mayoritas jamaah haji Indonesia tinggal di hotel masing-masing sesuai syarikahnya.

Tujuannya, untuk mengamankan jemaah saat pergerakan ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Namun, ada sejumlah jamaah yang terpisah dan berharap bisa bergabung dengan kloter besarnya, meski syarikahnya berbeda.

Ada di antara jamaah yang memberi tahu kepindahan hotel mereka, tapi ada juga yang tidak memberitahu, baik kepada Kasektor maupun Ketua Kloternya.

0 Komentar