JAKARTA, Berita86.com– Mulai Senin, 14 Juli 2025, Sekolah Rakyat dimulai dengan pelaksanaan masa orientasi.
Masa orientasi Sekolah Rakyat sendiri digelar serentak di 63 titik di berbagai daerah di Indonesia dan 37 titik berikutnya menyusul pada akhir bulan.
Pada tahap awal, Sekolah Rakyat dijalankan di gedung-gedung pemerintah pusat dan daerah yang telah dinyatakan layak.
Baca Juga:Pemain Persib Robi Darwis Memohon Doa Jelang Bela Timnas IndonesiaPara Pemain Persib Fokus Latihan, JC Ingin Cepat Beradaptasi, Beckham Kejar Level Kebugaran
Namun ke depan, Kemensos telah menyiapkan pembangunan 100 sekolah rakyat permanen menggunakan APBN tahun ini, yang akan menampung hingga 1.000 siswa per sekolah.
Sementara itu, keberhasilan Sekolah Rakyat sebagai ruang pendidikan alternatif terbangun dari nilai-nilai kedisplinan yang ditanamkan kepada para siswa.
“Kedisiplinan dibangun sejak masuk ke dalam Sekolah Rakyat. Siswa harus mengikuti semua tata tertib di dalam sekolah,” ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) di Jakarta, Jumat, 11 Juli 2025.
Kedisplinan ditanamkan kepada setiap siswa dengan wajib mematuhi tata tertib dan menjalani kehidupan berasrama yang tertata.
Selain mendidik para siswa hidup disiplin, Sekolah Rakyat menjaga tiga komitmen mendasar, antara lain mencegah perundungan, mencegah pelecehan seksual, dan mencegah intoleransi.
Ketiganya menjadi pilar utama dalam menciptakan ruang tumbuh yang aman, setara, dan membebaskan untuk anak-anak dari keluarga rentan.
“Ada tiga hal yang harus dijaga dan harus dicegah sekeras mungkin. Tidak boleh terjadi perundungan di sana, tidak boleh terjadi pelecehan seksual, tidak boleh terjadi intoleransi,” urai Mensos Gus Ipul.
Baca Juga:Rapat Bareng DPR, Mensos Paparkan Strategi Bansos Tepat Sasaran dan Sekolah RakyatPersib Bersiap Menuju Thailand untuk Training Camp, Negara Pilihan Bojan Hodak
Sebagai variabel pendukung, lingkungan belajarnya dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang layak, seperti ruang kelas, fasilitas ibadah, kamar tidur, makan bergizi hingga sistem digitalisasi.
Sekolah Rakyat pun dirancang fleksibel melalui sistem multi entry dan multi exit, membuka peluang masuk dan keluar yang sesuai dengan kebutuhan serta kondisi siswa.
Seluruh mekanisme yang sistematis tersebut dimulai dengan rekrutmen calon siswa secara aktif serta berbasis pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Profil calon siswanya pun diprioritaskan dari kelompok yang berpotensi putus sekolah, tidak sekolah atau belum pernah sekolah sama sekali.
“Yang direkrut adalah yang ada dalam data DTSEN terlebih dahulu. Kemudian didatangi oleh tim lapangan,” ujar Mensos Gus Ipul.