LEBAK, Berita86.com- Pembangunan masjid dan gereja yang berdampingan menunjukkan adanya kebersamaan dan toleransi masyarakat Indonesia.
Seperti Masjid Arrahman dan Gereja Bersama Citra Maja yang berdiri berdampingan di Kawasan Citra Maja, Lebak, Banten.
Dua tempat beribadah itu diresmikan oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar, Kamis (25/9/2025).
Baca Juga:Timnas Day: 4 Pemain Persib Dipanggil Patrick Kluivert untuk Pertandingan Ronde Keempat Piala Dunia 2026Alhamdulillah, Kemenag Kucurkan Rp34,3 Miliar Anggaran PPG untuk Guru PAI di Sekolah
Pada kesempatan tersebut, Menag Nasaruddin Umar berharap kehadiran dua rumah ibadah ini menjadi simbol kerukunan serta menjadikan Banten sebagai contoh wilayah toleran di Indonesia.
Menag menegaskan bahwa keberagaman adalah anugerah yang harus dijaga bersama.
Indonesia, katanya, merupakan salah satu negara paling majemuk di dunia, namun tetap mampu menjaga kedamaian.
“Tidak ada satu negara pun di kolong langit ini seberagam Indonesia. Namun demikian, kita tetap damai,” terang Nasaruddin Umar.
Tugas kita, sambung Nasaruddin Umar, adalah menjaga kerukunan, memperkuat persaudaraan, dan menjadikan rumah ibadah sebagai pusat perdamaian serta persatuan.
“Hari ini kita meresmikan dua rumah ibadah, gereja dan masjid. Ini satu contoh pemandangan yang sangat indah, sangat menyejukkan di mana dua rumah ibadah berdiri berdekatan,” jelasnya.
“Dan kita berharap juga masyarakat yang ada juga akan menjalin perhubungan dan kedamaian satu sama lain,” ucapnya, dilansir dari rilis resmi Kementerian Agama.
Menag mengapresiasi masyarakat Maja yang mampu menghadirkan ruang kebersamaan bagi umat Islam dan Kristiani.
Baca Juga:Jadwal Padat Persib: Akhir Pekan Ini Lawan Persita di Gianyar Bali, Lanjut Terbang ke BangkokUsulan Anggaran Tambahan Kemenag untuk Tunjangan Profesi Guru Disetujui DPR, Segini Jumlahnya
Menurutnya, keberadaan masjid dan gereja di satu kawasan adalah teladan nyata bagi daerah lain.
“Mari kita jadikan masyarakat Lebak, Banten, contoh toleransi. Jadi panutan bagi bangsa Indonesia,” tegasnya.
Lebih lanjut, Menag berharap rumah ibadah tidak hanya menjadi pusat kegiatan keagamaan, tetapi juga pusat kebudayaan yang menumbuhkan sikap saling menghargai.
Nasaruddin Umar mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh perbedaan kecil.
“Kalau ada persoalan, mari kita perbaiki bersama. Jangan sampai membakar lumbung hanya untuk membunuh tikus. Kerukunan adalah kunci untuk mempercepat pembangunan bangsa,” tambahnya.
Menag juga menyinggung contoh harmonis Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta yang dihubungkan dengan Terowongan.
Silaturahmi serta area parkir bersama. Harmoni semacam ini, katanya, jarang ditemui di negara lain.