JAKARTA, Berita86.com- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman optimistis Indonesia segera mencapai swasembada beras lebih cepat dari rencana awal.
Kepastian itu disampaikan seusai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Amran menjelaskan bahwa Presiden meminta agar program swasembada pangan, khususnya beras, dipercepat dari target empat tahun menjadi hanya satu tahun.
Baca Juga:Dinkes Jabar dan Unpad Kirim 16 Dokter ke Desa-desa untuk Tingkatkan Layanan KesehatanSeskab Teddy: Lawatan Luar Negeri Presiden Prabowo Catat Investasi Triliunan dan Perkuat Diplomasi Indonesia
“Awalnya diberi waktu empat tahun, lalu menjadi tiga tahun, dan kini hanya satu tahun. Insyaallah dalam dua sampai tiga bulan ke depan, Indonesia tidak perlu impor lagi,” ujarnya.
Menurut Amran, percepatan tersebut merupakan hasil kerja keras petani di lapangan serta dukungan penuh dari Presiden Prabowo yang menaruh perhatian besar terhadap ketahanan pangan nasional.
“Presiden sangat fokus pada kemandirian pangan. Beliau ingin petani makin sejahtera dan Indonesia benar-benar berdiri di atas kaki sendiri,” tambahnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, produksi beras nasional tahun ini telah mencapai 33,1 juta ton dan diperkirakan menembus 34 juta ton hingga akhir tahun.
Angka tersebut meningkat sekitar 4 juta ton dibanding tahun sebelumnya, menandakan kebijakan pemerintah di sektor pertanian berjalan efektif.
Selain itu, pada September 2025 tercatat deflasi beras sebesar 0,13 persen — pertama kali terjadi dalam lima tahun terakhir pada musim paceklik.
Hal ini menunjukkan stok nasional beras mencukupi dan harga tetap stabil di tingkat konsumen.
Baca Juga:Diskon Pajak Besar-Besaran! Pemkot Bandung Hapus Denda dan Tunggakan PBB hingga 100 PersenIni Daftar 11 Perwira Purnawirawan TNI Penerima Pangkat Istimewa dari Presiden Prabowo Subianto
“Cadangan beras pemerintah mencapai 3,8 juta ton, ditambah satu juta ton untuk operasi pasar. Artinya, pangan kita aman bahkan berlebih,” kata Amran di laman Kementerian Pertanian.
Amran juga menyebut Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menempatkan Indonesia sebagai negara dengan peningkatan produksi pangan terbesar kedua di dunia setelah Brasil.
Sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat naik menjadi 124,36 poin, jauh di atas target nasional 110 poin.
“Kenaikan NTP menandakan kesejahteraan petani terus membaik. Ini hasil kerja keras seluruh petani di tanah air,” ujarnya.
Ia juga menegaskan pentingnya hilirisasi sektor pertanian untuk memperkuat ekonomi desa dan menciptakan nilai tambah di dalam negeri.