BP TASKIN Dorong Industrialisasi Pertanian Digital untuk Percepat Pengentasan Kemiskinan di Cirebon Raya

Hadir di Cirebon
Kepala BP TASKIN Budiman Sudjatmiko bersama Bupati Cirebon Drs Imron MAg (kiri) pada kegiatan di Pasalakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Sabtu, 11 Oktober 2025. Foto: Istimewa.
0 Komentar

CIREBON, Berita86.com– Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP TASKIN) menginisiasi program industrialisasi pertanian berbasis digital melalui Koperasi Multi Pihak Percepatan Pengentasan Kemiskinan (KMP TASKIN) sebagai langkah konkret mempercepat pengentasan kemiskinan di wilayah aglomerasi Cirebon Raya.

Kepala BP TASKIN Budiman Sudjatmiko menjelaskan, meski Indonesia dikenal sebagai negara agraris, sektor pertanian belum berkembang menjadi industri yang mampu menyejahterakan petani secara luas.

Berdasarkan data, sektor pertanian menyerap sekitar 28,54 persen tenaga kerja atau sekitar 40,67 juta orang, namun sebagian besar masih didominasi petani kecil dengan pendapatan rendah.

Baca Juga:Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026, Kalah 1-0 dari IrakMenkop Dorong Pembentukan Coop University dan Coop Bank untuk Perkuat Gerakan Koperasi

“Lebih dari 33 juta petani di Indonesia adalah petani kecil dengan penghasilan terbatas. Regenerasi juga menjadi masalah serius, karena lebih dari 70 persen petani berusia di atas 45 tahun dan minat generasi muda untuk bertani terus menurun,” ujar Budiman, Sabtu (11/10/2025).

Menurutnya, industrialisasi pertanian berbasis digital menjadi solusi untuk menjawab berbagai tantangan tersebut.

Melalui KMP TASKIN, rantai pasok pertanian—mulai dari petani dan buruh tani, pengelola penggilingan padi, gudang dan logistik, pedagang sembako, hingga konsumen—akan dikelola dalam satu ekosistem koperasi multipihak berbasis digital.

“Sistem ini memastikan produktivitas meningkat dan manfaat ekonomi terdistribusi secara adil. Petani dan buruh tani bisa memperoleh pendapatan lebih baik, sehingga kesejahteraan meningkat dan kemiskinan berkurang,” kata Budiman.

Sebagai tahap awal, BP TASKIN memilih Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon sebagai lokasi percontohan program.

Di wilayah tersebut terdapat lahan seluas 26 hektare dan 593 keluarga miskin ekstrem yang akan diberdayakan melalui industrialisasi pertanian digital dan inovasi teknologi budidaya T1P4K.

Jawa Barat, dengan luas lahan sawah irigasi mencapai 723.635 hektare, ditetapkan sebagai provinsi pertama pelaksanaan program ini.

Baca Juga:Pendaftaran Program Magang Nasional sampai 15 Oktober, Tahap Awal Libatkan 20 Ribu PesertaSeskab Teddy: Lawatan Luar Negeri Presiden Prabowo Catat Investasi Triliunan dan Perkuat Diplomasi Indonesia

Hingga akhir tahun 2025, BP TASKIN menargetkan konsolidasi 7.000 hektare lahan, melibatkan 272.225 petani dan buruh tani, 377 penggilingan beras, 470 gudang, serta 8.260 pedagang sembako dan 90.437 keluarga konsumen dalam satu ekosistem digital koperasi multipihak.

“Melalui integrasi digital ini, kami ingin menjamin ketelusuran komoditas, kestabilan harga, dan distribusi manfaat ekonomi yang merata,” katanya.

“Tujuannya bukan hanya meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga mewujudkan kesejahteraan petani serta menghapus kemiskinan struktural di pedesaan,” sambung Budiman.

0 Komentar