Jakarta, Berita86.com- Memasuki satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, arah transformasi sosial nasional mulai menunjukkan hasil nyata.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyebut, tahun pertama menjadi pondasi penting untuk membangun sistem kesejahteraan yang berbasis data dan berkelanjutan.
“Tahun pertama kami gunakan untuk membangun dasar dan menyiapkan strategi agar program prioritas Presiden dapat dijalankan secara terukur dan memberi dampak langsung bagi rakyat,” ujar Gus Ipul dalam wawancara di Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Baca Juga:Mensos Terpukau, Siswa Sekolah Rakyat di Kediri Fasih Berorasi Bahasa InggrisStaf Ahli Mensos Jadi Tersangka Penyaluran Bansos, Gus Ipul: Sudah Dibebastugaskan
Langkah awal yang dilakukan Kementerian Sosial adalah menata kembali data penerima manfaat melalui sistem Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang kini dikelola Badan Pusat Statistik (BPS).
Kemensos bekerja sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat untuk memperbarui data secara berkelanjutan.
Sebelumnya, setiap kementerian memiliki data penerima bantuan masing-masing, sehingga sering terjadi tumpang tindih penerima bansos. Kini, semua lembaga menggunakan satu basis data nasional yang terintegrasi.
“Dengan satu data yang sama, kerja antarinstansi menjadi sinergis. Tidak lagi berjalan sendiri-sendiri,” jelasnya.
Hasil validasi lapangan terhadap 12 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) menemukan lebih dari 1,9 juta penerima tidak layak, yang kemudian diperbaiki melalui mekanisme usul-sanggah di aplikasi Cek Bansos.
Digitalisasi Bansos dan Inovasi Sekolah Rakyat
Pemerintah juga sedang menguji digitalisasi bansos di Banyuwangi.
Sistem ini memanfaatkan data kependudukan dan sosial ekonomi yang terhubung dengan Dukcapil dan lembaga keuangan untuk menyeleksi penerima secara otomatis.
Selain itu, salah satu inovasi utama yang lahir di bawah arahan Presiden Prabowo adalah Sekolah Rakyat, sekolah berasrama gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Baca Juga:Siap-siap! Mulai 20 Oktober 2025 BLT Kesra Cair, Tiga Bulan Dapat Rp900 RibuDigitalisasi Penyaluran Bansos PKH dan BPNT, Mensos: yang Sebelumnya Tertutup Sekarang Terbuka
Dalam satu tahun, sudah berdiri 165 sekolah perintisan yang menampung hampir 16.000 siswa dengan dukungan lebih dari 5.000 tenaga pendidik dan wali asrama.
“Dari data BPS, ada sekitar satu juta anak lulusan SMP yang tidak melanjutkan sekolah. Sekolah Rakyat hadir untuk memberi mereka kesempatan baru,” tutur Gus Ipul.
Program Sekolah Rakyat tidak hanya berfokus pada pendidikan formal, tetapi juga pemetaaan bakat dan potensi siswa melalui Tes DNA Talenta bekerja sama dengan Universitas Ary Ginanjar.