Puji MBG, Waka BGN: 33 Tahun di Birokrasi, Baru Kali Ini Ada Program Manfaatnya Terasa hingga Bawah

Puji MBG
Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Sony Sonjaya. Foto: BGN.
0 Komentar

JAKARTA, Berita86.com– Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Sony Sonjaya mengungkapkan selama 33 tahun berkarir sebagai birokrat di Kepolisian, dirinya belum pernah melihat program yang dampaknya sedalam dan seluas Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Ternyata MBG, Program MBG, saya 33 tahun sebagai birokrat di Kepolisian, baru sekarang melihat program yang betul-betul bukan hanya program di atas tetapi di bawah betul-betul dirasakan oleh berbagai pihak,” katanya.

“Baik penyerapan tenaga kerja, peningkatan perekonomian masyarakat, petani, dan lain-lain, katanya dalam Peluncuran Modul Pelatihan Implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Edukasi Gizi, dan Pedoman Kantin di Satuan Pendidikan, yang dihelat di Jakarta, Jumat, 21 November 2025.

Baca Juga:Dukung MBG, Danantara Siapkan Rp20 Triliun untuk Peternak Ayam Pedaging dan PetelurLima Pokja Resmi Dibentuk untuk Kawal Program MBG, Salah Satunya Pokja Pasokan Bahan Pangan

Sebagai contoh, sebut Sony, bagaimana para petani dan peternak sapi perah yang kini tidak lagi kesulitan menjual hasil usaha mereka, seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

“Para petani tidak susah lagi menjual, para peternak sapi perah tidak lagi kesulitan menjual. Kita mungkin beberapa waktu lalu melihat ada peternak sapi perah menuangkan atau membuang susu sapi di tengah jalan,” ujarnya.

“Insya Allah itu tidak akan terjadi lagi. Mengapa? karena ada penyerapan-penyerapan yang luar biasa yaitu di setiap SPPG,” sambungnya.

Pentingnya Higienis dan Sanitasi Tiap SPPG

Selain itu, Sony menilai bahwa pemahaman gizi seimbang bukan hanya meningkatkan kualitas kesehatan anak, tetapi juga mendorong perilaku higienis, sanitasi, dan kepedulian lingkungan.

Hal ini terlihat jelas dalam pengelolaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menerapkan standar ketat terkait kualitas air.

“Satu SPPG sekarang apabila air dari SPPG itu berwarna dan berbau, dilarang. Air yang keluar dari SPPG harus air bersih, tidak berbau sehingga tidak mencemari lingkungan. Itu SPPG,” ujarnya.

Ia menambahkan, dengan lebih dari 30.000 SPPG yang telah beroperasi di seluruh Indonesia, sanitasi tersebut seharusnya dapat menular hingga ke tingkat rumah tangga.

Baca Juga:Program MBG: Kepala BGN Tegaskan Komitmen Pembayaran Gaji bagi SPPI Batch III, Tenaga Ahli Gizi, dan AkuntanBGN Luruskan Isu Insentif Rp5 Juta untuk Pembuat Konten Program MBG, Katanya Guyonan

“Ketika 30.000 SPPG sudah tersebar di seluruh Indonesia, mengapa semangat ini tidak ditularkan juga ke rumah-rumah? Dilarang keluar dari rumah, air masuk ke parit, berwarna dan berbau. Maka inilah kemudian akan mendorong kesehatan lingkungan secara merata,” kata Sony.

0 Komentar