Dilansir dari situs resmi Kementerian Sosial, setelah disurvei, calon siswa tidak perlu menjalani tes akademik sebagai syarat masuk.
“Bagi saya ini juga menjadi hal yang mengharukan ketika Bapak Presiden mengatakan tidak perlu tes akademik, karena mereka memerlukan pendidikan yang kita selenggarakan,” jelas Gus Ipul.
Sebelum memasuki pembelajaran akademik tingkat SD, SMP, SMA dengan kurikulum nasional, seluruh siswa menjalani talent mapping dan matrikulasi.
Baca Juga:Pemain Persib Robi Darwis Memohon Doa Jelang Bela Timnas IndonesiaPara Pemain Persib Fokus Latihan, JC Ingin Cepat Beradaptasi, Beckham Kejar Level Kebugaran
Pendidikan karakter dan spiritualitas bagi siswa dilaksanakan pada sore hari, untuk membentuk akhlak dan kepemimpinan.
“Nanti akan ketahuan bakat anak ini apa, potensinya seperti apa, dan karir yang cocok seperti apa. Ini membantu guru untuk mengetahui potensi anak sejak awal,” tambah Mensos Gus Ipul.
Demi menjaga kualitas, setiap siswa mendapatkan wali asuh yang bertugas mendampingi dan memastikan kebutuhan mereka terpenuhi, baik secara sosial, emosional maupun fisik.
“Ada wali asuhnya setiap anak, dikawal betul. Maka itu kita kuatkan sistem pengawasannya, sistem pencegahannya,” jelas Mensos Gus Ipul.
Semangat kolaborasi juga terlihat di beberapa hal, misalnya untuk pemeriksaan kesehatan fisik dan mental secara menyeluruh diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan.
Kemudian modul ajar diberikan oleh sekolah unggulan Al-Hikmah Surabaya.
Pada tahap awal, Sekolah Rakyat dijalankan di gedung-gedung pemerintah pusat dan daerah yang telah dinyatakan layak.
Namun ke depan, Kemensos telah menyiapkan pembangunan 100 sekolah rakyat permanen menggunakan APBN tahun ini, yang akan menampung hingga 1.000 siswa per sekolah.
Baca Juga:Rapat Bareng DPR, Mensos Paparkan Strategi Bansos Tepat Sasaran dan Sekolah RakyatPersib Bersiap Menuju Thailand untuk Training Camp, Negara Pilihan Bojan Hodak
“Kalau lima tahun ke depan ada 500 Sekolah Rakyat dengan daya tampung seribu, berarti bisa sampai 500 ribu anak-anak yang tidak mampu bisa lulus dari SMA,” jelas Mensos Gus Ipul.
Sekolah Rakyat hadir sebagai wujud nyata kehadiran negara untuk rakyat miskin dan rentan.
Tidak hanya memberikan akses pendidikan, tetapi juga membangun manusia Indonesia yang utuh — sehat, berakhlak, terampil, dan percaya diri.
Melalui kolaborasi lintas sektor dan kepemimpinan berbasis empati, Sekolah Rakyat menjadi langkah besar menuju keadilan sosial yang merata. (*)