Jakarta, Berita86.com- Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) terus memperkuat kerja sama dalam penyempurnaan data penerima bantuan sosial (bansos).
Langkah ini dilakukan untuk memastikan seluruh bantuan pemerintah tersalurkan tepat sasaran dan berbasis data terkini.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan, konsolidasi dan pembaruan data dilakukan secara berkala karena kondisi sosial masyarakat bersifat dinamis.
Baca Juga:Mensos Jenguk Korban Peristiwa SMAN 72 Jakarta Utara, Siapkan Tiga Jenis Bantuan untuk Para Korban7 Langkah Mudah Cek Nama Penerima Bansos 2025, Jangan Sampai Terlewat!
Gus Ipul menilai, koordinasi rutin antara Kemensos dan BPS menjadi kunci agar validasi penerima bansos semakin akurat.
“Dengan pertemuan rutin bersama BPS, kami bisa memantau perkembangan di lapangan. Jika ada data yang diragukan, langsung dilakukan pengecekan ulang agar akurasi terus meningkat,” ujar Gus Ipul di kantor Kemensos, Jakarta, Jumat (7/11/2025).
35,04 Juta Keluarga Masuk Data DTSEN
Gus Ipul mengungkapkan, berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), total Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari desil 1 hingga 4 mencapai 35,04 juta.
Dari jumlah tersebut, 16,3 juta KPM tercatat sebagai penerima bansos reguler maupun Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS).
Menurutnya, proses verifikasi dan validasi untuk bansos reguler telah rampung dan penyaluran BLTS mulai dilakukan secara bertahap.
“Untuk penerima dari desil 1 sampai 4 sudah selesai diverifikasi dan validasi. Sebanyak 16,3 juta KPM sudah siap menerima bantuan,” jelasnya.
Ada 4,2 Juta Data Tidak Layak, BPS Lakukan Perbaikan
Sementara itu, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa dari total penerima baru BLTS sebanyak 18,7 juta KPM, sekitar 16,8 juta sudah diverifikasi.
Baca Juga:Cek Penyaluran Bansos di Bogor, Gus Ipul: BLT Tambahan Bukti Nyata Kepedulian Pak PrabowoIni 7 Cara Cek Nama Anda sebagai Penerima Bansos 2025 dan Tahu Jumlah Uang yang Diterima
Hasilnya, 12,6 juta dinyatakan layak, sedangkan 4,2 juta tidak layak atau mengalami inclusion error.
“Sebanyak 4,2 juta data yang tidak memenuhi syarat akan diganti dengan penerima yang benar-benar membutuhkan, atau exclusion error,” kata Amalia.
Proses penggantian ini diprioritaskan untuk lansia dan penyandang disabilitas yang tinggal di rumah tidak layak huni, keluarga dengan daya listrik 450–900 watt, serta kepala keluarga yang tidak memiliki pekerjaan tetap.
BPS memastikan data pengganti juga akan melalui proses verifikasi ulang.
Amalia menambahkan, koordinasi antara Kemensos dan BPS akan diperluas hingga ke tingkat daerah.
