Mycoplasma Pneumoniae Ditemukan di Indonesia, Ini Jumlah dan Sebarannya

kesehatan
Ilustrasi kasus Mycoplasma Pneumoniae yang kini mulai ditemukan di Indonesia/Kemenkes.
0 Komentar

BERITA86.COM- Mycoplasma Pneumoniae yang melanda Tiongkok Utara dan mayoritas menyerang anak-anak, telah terdeteksi di Indonesia.

Adanya Mycoplasma Pneumoniae di Indonesia dibenarkan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu.

Ya, Maxi Rein Rondonuwu menyampaikan hal itu dalam agenda temu media “Update Pneumonia Mycoplasma di Indonesia” yang digelar Kementerian Kesehatan pada Rabu (6/12/2023).

Baca Juga:Mengenal Justin Hubner, Pesepakbola yang Kini Jadi WNIBojan Evaluasi Kelemahan saat Lawan PSM, Jangan Terulang saat Laga Persib vs Persik

“Dua hari yang lalu, setelah kami konfirmasi, memang saat ini ada 6 kasus Mycoplasma Pneumoniae yang kena dan pernah dirawat di rumah sakit,” ujar Maxi Rein Rondonuwu.

Dirjen Maxi merinci, dari 6 pasien yang terkonfirmasi, 5 pasien pernah dirawat di RS Medistra dan 1 pasien di RS JWCC, Jakarta.

Dari 5 pasien yang dirawat di RS Medistra, 2 pasien menjalani rawat inap pada 12 Oktober dan 25 Oktober, sementara 3 pasien lainnya menjalani rawat jalan pada November lalu. Kemudian, satu pasien di RS JWCC disebut menjalani rawat inap.

Dirjen Maxi menyampaikan, seluruh pasien yang terinfeksi Mycoplasma Pneumonia adalah anak-anak berusia 3-12 tahun.

Gejala awal yang paling umum ditemukan, yakni panas dan batuk, sesak ringan hingga sulit menelan.

“Laporan dari rumah sakit, saat ini seluruh pasien telah sembuh,” terang Dirjen Maxi.

Meski semua pasien dinyatakan sehat dan sudah menjalani aktivitas seperti biasa, lanjut Dirjen Maxi, pemerintah tetap melakukan penelusuran kasus.

Baca Juga:Sambut Libur Nataru 2023/2024, Kemenhub Mantapkan Koordinasi Lintas SektoralSeleksi Petugas Haji 2024 Dimulai, Ini Syarat-syaratnya

Penelusuran kasus ini terutama di lingkungan sekolah dan rumah mengingat bakteri Mycoplasma Pneumonia menyebar melalui droplet.

“Dari 6 kasus ini, kami lakukan penelusuran. Meski kejadiannya sudah lewat, tentu penyelidikan epidemiologi tetap jalan untuk menggali informasi terutama di lingkungan sekolah dan tempat tinggal. Karena penularannya lewat droplet jadi lebih cepat menular,” kata Dirjen Maxi.

Untuk mencegah hal serupa tidak terulang kembali, Dirjen Maxi mengimbau kepada seluruh rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia agar melaporkan penemuan kasus melalui Pelaporan rutin ISPA dan pelaporan ILI-SARI melalui link: https://bit.ly/ILISARI.

Pelaporan juga dilakukan melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) melalui link https://skdr.surveilans.org atau nomor WhatsApp (WA) Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) : 0877-7759-1097 atau email: [email protected] dan ditembuskan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

0 Komentar