JAKARTA, Berita86.com- Makan Bergizi Gratis atau MBG merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto.
Program MBG kini sudah berjalan di seluruh provinsi di Indonesia, menyasar anak-anak sekolah dari PAUD hingga SMA, serta ibu hamil dan ibu menyusui.
Dalam perjalanan program MBG, timbul suara-suara kritis, bahwa ada yang menjalankan program MBG dengan orientasi bisnis atau demi mencari keuntungan sebanyak-banyaknya.
Baca Juga:Video Viral MBG Diduga dari Martapura, Simak Penjelasan BGNYuk Laporkan Persoalan MBG, Ini Dua Nomor Pengaduan yang Disiapkan BGN
Karena itulah, Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan kembali bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukanlah proyek komersial.
BGN menegaskan bahwa MBG merupakan wujud nyata kepedulian Presiden Prabowo Subianto terhadap anak-anak Indonesia.
Penegasan tersebut seperti disampaikan Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang dalam Rapat Koordinasi Kejadian Menonjol terkait Konsumsi MBG yang digelar di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, Selasa, 14 Oktober 2025.
Rapat tersebut dihadiri oleh mitra dapur penyelenggara MBG yang sebelumnya sempat bermasalah, bersama Deputi bidang Sistem Tata Kelola serta Deputi bidang Pemantauan dan Pengawasan BGN.
“Bapak Ibu semua, program MBG ini bukan bisnis. Ini adalah kecintaan Pak Prabowo pada anak-anak Indonesia,” kata Nanik di hadapan para peserta rapat.
Nanik kemudian mengisahkan awal mula lahirnya gagasan program makan bergizi dari pengalaman pribadi Presiden Prabowo lebih dari satu dekade lalu.
“Dulu di tahun 2012, saya melaporkan kepada Pak Prabowo setelah bertemu ibu-ibu yang memisahkan makanan pabrik. Mereka pisahkan yang kotor dan yang bersih,” katanya.
Baca Juga:Menu MBG Wajib Utamakan Produk Lokal, BGN Larang Makanan Kemasan PabrikKata Menteri Agama: MBG Bikin Santri Belajar Lebih Semangat
“Setelah diikuti, ternyata ibu-ibu itu memberi makan anaknya dengan makanan sisa buruh pabrik. Di sana Pak Prabowo merasa geram dan bilang: Saat saya menjadi Presiden nanti, semua anak Indonesia akan saya beri makan tiap hari. Itulah asal mula kenapa MBG dimulai,” tutur Nanik.
Dalam kesempatan itu, Nanik juga menyoroti sejumlah dapur mitra MBG yang dinilai belum memenuhi standar kelayakan.
“Dari Kuningan sampai NTB, saya sudah melihat beberapa dapur yang tidak layak. Saat awal launching, dapur yang belum diepoksi tidak boleh jalan. Tapi sekarang, banyak dapur yang belum diepoksi tapi sudah beroperasi,” ujarnya.