JAKARTA, Berita86.com– Tak banyak yang tahu, bahwa gagasan besar di balik Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini berjalan di seluruh Indonesia bermula dari sebuah kisah sederhana, namun menyentuh hati Presiden Prabowo Subianto lebih dari satu dekade lalu.
Kini, MBG menjadi salah satu program prioritas nasional, menyasar anak-anak sekolah dari PAUD hingga SMA, serta ibu hamil dan ibu menyusui.
Di balik keberhasilan itu, tersimpan cerita tentang kepedulian seorang pemimpin yang tak rela melihat anak bangsanya kelaparan.
Baca Juga:Prabowo: Korupsi Itu Penyakit, ketika Sudah Stadium 4 seperti Kanker, Sulit DisembuhkanWakil Kepala BGN Tegaskan Program MBG Bukan Bisnis!
Menurut penuturan Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S. Deyang, gagasan MBG pertama kali muncul sekitar tahun 2012.
Kala itu, ia melaporkan kepada Prabowo tentang kondisi sejumlah keluarga miskin di kawasan industri.
Ada pemandangan memilukan: para ibu memunguti sisa makanan pabrik, memisahkan yang masih layak dari yang kotor, lalu memberikannya kepada anak-anak mereka.
Mendengar kisah itu, Prabowo disebut sangat terpukul. Ia tak bisa menerima kenyataan bahwa masih ada anak Indonesia yang makan dari sisa limbah makanan. Dari rasa iba itulah, tekadnya muncul.
“Saat saya menjadi presiden nanti, semua anak Indonesia akan saya beri makan tiap hari,” ujar Prabowo kala itu — sebuah janji yang kemudian menjadi pijakan lahirnya program MBG.
Bertahun-tahun setelah momen tersebut, janji itu akhirnya diwujudkan. MBG kini hadir sebagai bentuk nyata komitmen Presiden Prabowo untuk menyehatkan generasi bangsa.
Melalui Badan Gizi Nasional (BGN), program ini memastikan setiap anak mendapat asupan bergizi lengkap setiap hari, tanpa dipungut biaya.
Baca Juga:Yuk Laporkan Persoalan MBG, Ini Dua Nomor Pengaduan yang Disiapkan BGNMenu MBG Wajib Utamakan Produk Lokal, BGN Larang Makanan Kemasan Pabrik
Namun, perjalanan MBG tidak selalu mulus. Seiring pelaksanaan di berbagai daerah, muncul sejumlah masalah teknis — dari kelayakan dapur penyedia makanan, hingga dugaan pihak yang menjadikan program ini sebagai ajang mencari keuntungan.
Dalam sebuah rapat koordinasi di Jakarta pada Oktober 2025, BGN kembali menegaskan bahwa MBG bukan proyek bisnis, melainkan misi kemanusiaan.
Nanik mengingatkan seluruh pelaksana agar menjaga integritas dan tidak mengurangi kualitas bahan pangan.
“Pak Prabowo sampai menghitung sendiri menu itu. Beliau tahu, dengan Rp10.000 pun masih bisa menyajikan ayam dan telur untuk anak-anak. Jadi jangan ada yang mengurangi porsi bahan baku,” tegasnya.