Presiden Jokowi Minta Karakter ASN Diubah, Jangan Monoton, Jangan Terpaku Rutinitas

Presiden Jokowi
Presiden Jokowi meminta karakter ASN diubah, jangan monoton. Foto: Dok Setkab.
0 Komentar

BERITA86.COM- Presiden Jokowi meminta karakter ASN diubah. ASN jangan monoton dan jangan terpaku rutinitas.

Sebaliknya, kata Presiden Jokowi, ASN harus inovatif dan adaptif terhadap perubahan-perubahan yang ada.

Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Tahun 2023, di Mercure Hotel and Convention, Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Baca Juga:Jadwal dan Lokasi SIM Keliling di Bandung Hari Rabu 4 Oktober 2023, Syarat-syarat Ini Harus DibawaHasil Liga Champions: Manchester United Menanggung Malu di Old Trafford setelah Dibungkam Galatasaray

Kepala Negara menegaskan bahwa reformasi birokrasi harus menciptakan ekosistem kerja yang memacu kinerja, prestasi, serta inovasi para aparatur sipil negara (ASN) di seluruh Indonesia.

Untuk mencapai hal itu, Presiden Jokowi lantas meminta Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipli Negara dan Reformasi Birokrasi atau Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas merumuskan tolok ukur yang jelas terkait hal tersebut.

“Saya sering sudah menyampaikan ke Pak Menteri PANRB, harus ada tolak ukur yang jelas, harus ada reward yang jelas. Jadi orientasi jangan sampai kerja sampai tengah malam,” terang Presiden Jokowi.

Misalnya, kata Presiden Jokowi, kinerja ASN dapat dinilai dari keberhasilan program peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengendalian inflasi, hingga penurunan kemiskinan di wilayah masing-masing.

“Sekda enggak bisa diangkat kalau dia tidak bisa, misalnya menumbuhkan ekonomi di sebuah kabupaten (sebesar) enam koma. Harus ukurannya gitu, bukan ukurannya SPJ, repot kalau seperti itu, kejebak ke dalam sistem seperti itu,” tegasnya.

Kepala Negara mengatakan bahwa orientasi kerja ASN harus diubah agar Indonesia dapat memanfaatkan berbagai peluang untuk melompat menjadi negara maju dan tidak terjebak sebagai negara berpendapatan menengah atau middle income trap.

“Itu mestinya tugas-tugas besar birokrasi kita, ASN kita, harus diubah orientasinya. Tapi memang dimulai dari pusatnya dulu, sistemnya, peraturannya, regulasinya,” jelas Jokowi.

Baca Juga:Cerita Ibu Iriana Jajal KCJB Whoosh: Cepat Banget, Kita Sangat Gembira Sekali2,3 Juta Honorer Tetap Bekerja, Tak Ada PHK Massal, Menteri Anas: Kontribusinya Sangat Signifikan

“Agar orientasinya ini berubah. Karena kalau tidak, seperti tadi disampaikan oleh Bapak Ketua Umum (Korpri), kita akan terjebak nantinya pada jebakan negara berpendapatan menengah,” sambung Presiden Jokowi.

Kepala Negara juga menekankan perlunya fleksibilitas yang tinggi dan kelincahan dalam menghadapi tantangan dan perubahan dunia yang saat ini berlangsung sangat cepat.

Presiden pun meminta jajarannya untuk memangkas regulasi yang menghambat kelincahan dan fleksibitas birokrasi.

0 Komentar