JAKARTA, BERITA86.COM– Dua hari terakhir ini nama Gibran Rakabuming Raka makin santer dikaitkan dengan cawapres Prabowo Subianto.
Kabar Gibran menjadi cawapres kemudian memunculkan pro dan kontra. Salah satu tokoh yang tak sepakat atau kontra adalah mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Ahok mengatakan belum saatnya Gibran Rakabuming Raka melenggang di kancah perpolitikan nasional, dalam hal ini Pilpres 2024.
Baca Juga:Polda Metro Jaya Langsung Kirim Surat Kedua untuk Ketua KPK Firli BahuriKirim Surat, Ketua KPK Firli Bahuri Minta Jadwal Ulang Pemeriksaan di Polda Metro Jaya
Menurut Ahok, meski Gibran saat ini menjabat sebagai Walikota Solo, tapi belum berpengalaman untuk memimpin negara sebesar Indonesia.
“Gibran belum teruji dan berpengalaman. Jadi Walikota saja baru dua atau tiga tahun. Dia belum teruji,” kata Ahok di Jakarta, Jumat (20/10/2023).
Ia mengatakan untuk mengurus negara sebesar Indonesia harus punya pengalaman menjadi legislatif tingkat nasional maupun eksekutif tingkat provinsi.
Dengan pengalaman itu, sambung Ahok, maka seseorang dianggap mampu karena memiliki pengetahuan tata negara yang lengkap.
“Kalau belum punya pengalaman dan Anda maju presiden atau wakil presiden, nanti Anda nggak ngerti,” terang Ahok.
“Ini bukan soal belajar atau coba-coba lho. Ini negara dipertaruhkan untuk menjadi negara maju di tahun 2045, mana boleh kita kasih ke orang yang coba-coba,” sambung Ahok.
Ahok menegaskan ia tidak bermaksud meremehkan Gibran Rakabuming Raka atau anak muda lainnya. Ia yakin bahwa anak muda bisa lebih kreatif.
Baca Juga:Hari Ini Jam 14.00 WIB Ketua KPK Firli Bahuri Diperiksa Polda Metro JayaPinjaman BRI Umum Non KUR, Bisa Pinjam 50 Juta sampai 250 Juta, Ini Jenis-jenisnya
Tapi bicara tata negara dan pemimpin, masih kata Ahok, harus mengerti konstitusi. Bukan hanya yang berani untuk maju, tapi yang lengkap dengan track record yang jelas.
Ia mengatakan hal itu butuh waktu dan pembuktian, tidak instan.
“Saya tidak mau anak cucu saya harus menunggu sekian tahun lagi merasakan Indonesia maju. Kita nggak usah coba-coba deh, pilih yang pasti-pasti saja,” ujarnya.
Apalagi, lanjut Ahok, dibutuhkan nyali besar untuk menjadi pemimpin Indonesia. Sebab, masalah yang dihadapi sangatlah besar, khususnya memberantas korupsi.
“Ini bicara nyali. Akar semua masalah di negeri ini kan korupsi. Mungkin dia (Gibran) jujur, tapi yang dibutuhkan tidak hanya jujur, melainkan jujur dan berani,” tegasnya.